Sabtu, 08 November 2008

Puisi Dramatis

Pengayuh Roda Tiga


Di bawah terik matahari

Di keramaian jalan raya

Dia berteduh di kendaraan pribadinya

Merasakan sejuknya angin yang menari

Satu jam, dua, tiga, atau bahkan empat jam engkau rela menungu sang raja

Menunggu.. dan menunggu…

“Bang… Bisa antar Saya?” Kata seorang wanita muda

“Iya… Mau kemana Buk?” jawabnya

“Saya mau ke pasar Pak? Ongkosnya berapa?” Balas wanita itu

Lima ribu Buk.”

Ia mengayuh dengan sekuat tenaga…

Keringat menetes

Panas Matahari menyengat kulitnya

Pelan dan pelan…

Menuju tempat yang di inginkan sang raja

Mataharipun mulai menghilang

Ia pulang dengan hasil mengayuhnya hari ini

Satu buah kantong plastik dan dua buah bungkus nasi di dalamnya

Tak lupa ia bawa kerumah

Untuk Istri dan seorang anaknya yang menunggunya sejak tadi

Meski Ia seorang abang becak

Ia tidak menyerah…

Ia selalu menunggu sang raja untuk esok

Selalu mengayuh

Demi istri dan anaknya di rumah.

Dengan harapan…

Esok akan lebih banyak yang ia antar.

0 komentar:

 
Puisi © 2007 Template feito por Templates para Você